6 Cara untuk Mengetahui Jejak Karbon di Era Kini

Aktivitas sehari-hari mungkin banyak yang membuat kita harus memiliki mobilitas yang tinggi. Terlebih sebelum masa pandemi, mungkin kita akan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, dari satu kota ke kota lain, serta dari satu titik ke titik yang lain. Selain itu, kita juga dapat berpindah dari satu negara ke negara yang lain. Ternyata, mobilitas manusia yang tinggi seperti itu memiliki dampak signifikan pada jejak karbon yang dirasakan oleh lingkungan maupun manusia itu sendiri. Lantas, seperti apa sih cara mengetahui jejak karbon pada era sekarang? Mari kita sama-sama simak 6 cara berikut ini.

1. Melihat dari perjalanan yang kita lakukan

Sebagian besar individu tentunya akan menghabiskan banyak waktu mereka untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Sebagai contoh, rata-rata penduduk di Kota Jakarta menghabiskan lebih dari 400 jam setiap tahunnya di perjalanan mereka untuk melakukan perpindahan dari satu tempat  ke tempat lainnya.

Perpindahan tersebut dapat dilakukan menggunakan transportasi umum maupun melalui kendaraan pribadi. Dan seperti yang kita tahu, kendaraan tersebut akan menghasilkan emisi gas dan polusi. Maka dari itu, kualitas udara juga akan semakin diperburuk.

2. Mengetahui dari kota tempat kita tinggal

Cara yang satu ini misalnya bisa kita lihat ketika kita yang tinggal di Jakarta mencari tahu peningkatan jumlah kendaraan. Jadi, Kota Jakarta mengalami peningkatan kendaraan sehingga menyebabkan munculnya emisi gas rumah kaca yang paling banyak dibandingkan dengan sektor yang lainnya.

Pada tahun 2012, tercatat bahwa sektor transportasi memberikan sumbangan 46% untuk keseluruhan emisi gas rumah kaca. Kemudian, pada tahun 2030, diprediksi emisi gas rumah kaca justru hanya mengalami sedikit penurunan dengan angka 43% saja.

3. Melihat kota yang memiliki tingkat polusi tinggi

Secara konsisten, Kota Jakarta menjadi salah satu dari lima kota yang tingkat polusinya paling parah di dunia. Makanya, para penduduk dan berbagai organisasi masyarakat sipil juga melakukan desakan kepada pemerintah Kota Jakarta untuk melakukan langkah konkret terkait upaya menurunkan tingkat polusi udara.

Maka dari itu, muncul Instruksi Gubernur no.66/2019 mengenai Pengendalian Kualitas Udara. Kebijakan ini berperan untuk mengatasi polusi udara yang kemudian diimplementasikan pada kebijakan ganjil dan genap.

4. Melihat adanya aksi nyata dari masyarakat

Sekalipun adanya aturan mengenai ganjil genap di Kota Jakarta, ternyata masih banyak juga individu yang tingkat kesadaran terhadap upaya penyelamatan lingkungannya masih rendah. Hal ini kemudian menimbulkan banyaknya pelanggaran yang dilakukan ketika penerapan ganjil genap ini.

Sementara itu, upaya untuk memberikan kesadaran terhadap isu iklim nasional ini perlu dibawa ke personal sehingga tingkat kepedulian manusia semakin bertambah. Dan tentunya, hal ini akan membuat masyarakat semakin peka terhadap pentingnya aktivitas dan berkelanjutan.

5. Memahami jejak karbon itu sendiri

Karbon dioksida sendiri merupakan salah satu emisi gas rumah kaca yang paling populer dan paling mudah diukur. Pada aspek transportasi misalnya, perhitungan mengenai karbon dioksida dapat dilakukan melalui karakteristik kendaraan, yakni tipe kendaraan, efisiensi bahan bakar, dan lain-lain.

6. Kebiasaan menanam pohon

Hal yang juga tidak kalah penting untuk dilakukan pada saat mencari tahu jejak karbon ialah melakukan aksi nyata dengan menebus emisi yang sudah kita hasilkan. Hal ini dapat kita lakukan dengan menanam pohon sebagai sumber penghasil oksigen sehingga kualitas udara dapat menjadi lebih baik.