Air garam memang dikenal memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, dan meredakan gejala rematik atau rheumatoid arthritis (RA) adalah salah satunya.
Tak bisa dipungkiri penderita rematik pasti akan kesulitan bahkan tersiksa oleh penyakit yang di deritanya.
Rematik merupakan penyakit akibat gangguan autoimun yang menyebabkan radang, dan kemudian mengakibatkan rasa nyeri, kaku, kram dan bengkak pada sendi.
Memang ada banyak cara yang disarankan agar gejala sakit yang sering menyulitkan penderita rematik itu berkurang, seperti dengan berendang air garam.
Beda dengan obat konvensional, berendam air garam tentunya tidak menimbulkan efek samping bagi tubuh.
Menurut penelitian yang dilakukan Manchester University’s Faculty of Life Sciences, Inggris, air garam dapat mengurangi efek inflamasi pada sendi.
Dengan demikian nyeri sendi karena rematik bisa berkurang.
Seperti kita ketahui, rematik terjadi ketika sistem imun menyerang jaringan sehat di sekitar sendi yang menyebabkan synovium alias lapisan tipis sel menutupi persendian sehingga menyebabkan sendi meradang dan bengkak.
Saat itu synovium juga akan melepaskan bahan kimia yang akan merusak tulang rawan dan tulang dalam sendi, tentunya hal ini akan membuat penderitanya terasa nyeri luar biasa.
Jika kondisi ini terus dibiarkan tanpa pengobatan yang cepat dan tepat, synovium dapat menyebabkan sendi kehilangan bentuknya dan pada akhirnya menghancurkan sendi sepenuhnya.
Untuk diketahui, ada lima jenis rematik yang bisa menyerang;
Rheumatoid arthritis, yakni kondisi ketika kekebalan tubuh menyerang jaringan-jaringan sendi yang menyebabkan gejala kaku, kram, bengkak, sampai demam.
Ada juga osteoartritis, yakni penyakit persendian yang menimbulkan rasa sakit dan terbatasnya pergerakan sendi, serta seiring waktu bisa menyebabkan kerusakan tulang rawan.
Biasanya penyakit ini menimbulkan gejala berupa sendi sakit saat berjalan, kaku, kram, bengkak, dan terasa hangat saat disentuh.
Lainnya adalah sindrom sjogren, disebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat dan menyebabkan peradangan.
Pada wanita sindrom ini diiringi dengan gejala mata perih teriritasi, mulut kering, sariawan, dan kesehatan gigi serta mulut terganggu.
Selain itu lupus, yakni penyakit yang juga terkait dengan kekebalan tubuh manusia.
Gejalanya bisa berupa rambut mengalami kerontokan, stroke, kejang, persendian terasa kaku dan nyeri, letih, serta sensitif terhadap cahaya matahari.
Terakhir ada ankylosing spondylitis, yakni penyakit peradangan kronis yang menjangkiti tulang belakang dan bagian tubuh lainnya.
Penyakit ini biasanya menyerang di usia remaja sampai usia 30, gejala yang ditimbulkan pun berupa punggung terasa kaku, tulang punggung sakit serta leher dan tulang belikat terasa sakit.
Nah, disini peneliti menemukan bagaimana air garam bisa membuat pemuaian sel-sel tubuh bisa mengontrol inflamasi, yakni respon sistem imun terhadap cedera atau infeksi dan mengontrol cairan hipotonik.
Hal ini bisa menjelaskan mengapa pasien rematik yang berendam di air panas pegunungan merasakan gejala sakitnya berkurang.
Lebih lanjut, peneliti menerangkan tingginya cairan hipotonik atau rendah kandungan garamnya, justru mengaktifkan peradangan pada level molekul.
Berendam air garam membuat tubuh akan tercukupi cairan hipertoniknya sehingga bisa membantu mengurangi gejala peradangan pada persendian, seperti artritis reumatoid atau rematik ini.
Dengan berendam air juga, setidaknya penderita rematik bisa mengurangi penggunaan obat konvensional yang tentunya memiliki efek samping.